Aku sedang gandrung dengan film bertajuk Umar. Serial kolosal ini sungguh memberikan gambaran yang—menurutku—cukup detil tentang perkembangan Islam di masa awal. Dan sebagai pencari di jalan kepemimpinan, perkembangan Islam telah melahirkan begitu banyak tokoh yang menyejarah, mengajarkan tentang kepemimpinan otentik. Ya, kepemimpinan yang tak sedikit pun memilik embel-embel duniawi. Murni, semurni-murninya niat. Ku teringat salah […]

“Menjadi pemimpin, adalah perjalanan untuk menjadi diri sendiri, mengekspresikan kesejatian yang telah Tuhan hadirkan.” Sebab tiap orang adalah pemimpin, dan akan mempertanggungjawabkan setiap hal yang diamanahkan kepadanya, maka menjadi pemimpin memang bukanlah menjadi orang lain. Pun, bukan pula menjadi seseorang yang heroik nan selebritik. Memang, ada para pemimpin yang akan berdiri di garda depan, memimpin

Menjadi Pemimpin = Menjadi Diri SendiriRead More »

Pilkada DKI baru usai. Kemenangan salah satu pihak telah diumumkan oleh beberapa lembaga survei. Respon masyarakat beragam, seberagam pilihan mereka. Bagi para pendukung calon yang diproyeksikan pemenang, ini adalah sebuah kabar gembira. Angin pembawa harapan makin sejuk berhembus terasa bagi mereka, menandakan Jakarta baru. Sementara itu, pendukung calon yang kalah pun tersenyum-senyum simpul, sambil berkata

Pemimpin FantasiRead More »

“Latihan kepemimpinan sejati adalah kala tak punya posisi. Ketika tak ada yang bisa dipengaruhi kecuali diri sendiri.” Kepemimpinan selalu dimulai dari dalam. Ia tumbuh menghujam, sebelum menjulang tinggi. Sebab tingginya pohon memerlukan kokohnya akar.

Kadang, saya mendapati diri saya memahami seorang pemimpin layaknya orang super yang datang dari langit. Tanpa sebuah proses, ia hadir dan menyelamatkan pengikutnya. Baru belakangan saya sadari, dan mulai bertanya-tanya: benarkah ada pemimpin besar yang demikian? Maka saya pun kembali menelusuri kisah hidup orang-orang yang dianggap sebagai pemimpin besar. Sembari, mencermati para pemimpin di sekitar

Setiap Pemimpin adalah Pemimpin DiriRead More »

Pernah suatu kali saya mendengar kalimat seperti ini, “Kalau semua orang mau jadi pemimpin, lalu pengikutnya siapa?” Kalimat yang sungguh menohok diri saya kala itu, sehingga membuat saya berpikir cukup lama hinga menemukan pemahaman baru.

Hampir 9 tahun lalu saat kami pertama kali tertarik menyelami khazanah kepemimpinan. Mulai dari merenungi berbagai pengalaman memimpin yang kami lalui di organisasi, hingga ratusan literatur yang kami lahap hingga kini. Diubek-ubek, diputer-puter, hampir begitu banyak pengalaman dan literatur bermuara pada beberapa komponen yang merupakan ciri perilaku kepemimpinan. Kok perilaku?

“Oh, dia ikut pelatihan kepemimpinan? Memangnya dia sudah promosi?” Demikian respon yang cukup sering saya dengar, semisal ketika ada seorang rekan yang masih berstatus sebagai staf atau team member, didaftarkan untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan. Sebuah pertanyaan standar yang memang masih menggelayuti pikiran banyak orang, yang rasanya perlu diluruskan.