Pandemi Covid 19 ini menyisakan ruang kegalauan di banyak orang. Bisnis yang menurun, bahkan tak bisa berjalan, menambah jumlah orang-orang yang diberi istilah halus—dirumahkan—bertambah dari hari ke hari. Yang masih selamat pun, sulit tuk menghindar dari pemotongan gaji. Yang masih bergaji utuh pun, terpaksa dagdigdug mencari cara agar perusahaannya tetap bisa bertahan. Sementara itu, ku […]
Tag: hikmah
“Ujian, adalah jalan tuk pahami sudah sedalam apa pembelajaran.” Mengingat masa sekolah dulu, untuk apa kita melalui sebuah ujian? Banyak ragam jawaban, salah satunya adalah agar bisa lulus. Padahal, lulus adalah hasil. Pertanyaan pentingnya adalah: mengapa untuk menentukan siapa nan hendak diluluskan, guru perlu menguji murid-muridnya? Ya, jawabannya terletak pada makna lulus itu sendiri. Lulus,
“Tak satu pun masa lalu, sepahit apapun terasa, melainkan pasti memainkan peran pada bangunan hidup yang kini ditinggali.” Mengamati apa yang telah dicapai kini, lalu menengok ke belakang, kiranya tak satu pun yang hadir sia-sia. Ya, setiap hal yang terjadi berada dalam pengaturan nan sempurna. Sebuah kesempurnaan yang melampaui batas-batas akal, hingga habis pikir rasanya
“Pada tiap yang kau tanyakan, terdapat jawaban.” Ada dua jenis tanya. Tanya yang berharap jawaban. Dan tanya yang berharap pembenaran. Pada yang pertama terbuka lah pintu-pintu ilmu, dan tak jarang cahaya-cahaya hikmah. Inilah tanya para pecinta ilmu. Pada yang kedua terkunci lah gerbang ilmu, bahkan semakin rapat dibanding sebelumnya. “Waspadalah dengan pertanyaanmu,” ujar nasihat bijak.
“Jangan berharap orang lain menghentikan kucuran teh yang mereka berikan. Namun luaskanlah cangkirmu agar sanggup menampung lebih banyak.” Keseharian adalah ujian. Ada terlalu banyak hal yang tak menyenangkan hatimu, jika kau hitungi satu per satu. Maka kebahagiaan, ujar banyak nasihat, memang bukan terletak pada apa yang orang lain lakukan terhadapmu. Kebahagiaan, adalah cahaya yang memancar
“Memaafkan adalah mengambil hikmah, dan meninggalkan perniknya.” “Marah dan kecewa,” ujar nasihat jernih, “seringkali bukan merupakan emosi utama. Maka mengikutinya hanya kan membuatmu tersesat.” Dalam ranah psikologi, kita dapati istilah primary dan secondary emotion. Kala kita sedang berkendara, lalu menyeberanglah seseorang tanpa aba-aba, seketika emosi terkejut terbit dalam diri.
“Air tak kan tertampung pada gelas yang penuh, begitupun hikmah tak kan meresap pada pikiran yang jenuh.” Tuangkanlah air pada gelas yang penuh, ia kan tertumpah sia-sia, dengan hanya sedikit saja yang tersisa masuk ke dalamnya. Gelas haluslah kosong, agar air baru masuk dengan leluasa menggantikan yang lama. Demikianlah perumpamaan hikmah dalam jutaan episode
“Ketidaksempurnaanmu, adalah jalan Tuhan tuk menyempurnakanmu.” Dulu kita tak sanggup mengurus diri barang sejenak. Begitu banyak kesulitan kita lalui, hingga akhirnya mandiri lah diri ini. Dulu kita tak sanggup bicara barang sepatah. Begitu rumit terasa mengungkapkan perasaan dalam hati, hingga kita pun memahami bagaimana melincahkan lisan ini.
“Kebosanan adalah tanda kurangnya makna-makna. Menyelamlah, dan temukan rahasia-rahasia indah.” Bosan bukanlah kondisi alamiah insan. Sebab sejatinya diri merindu mewujudkan segala hal nan berarti. Maka bergerak adalah sifat asli, sementara diam hanyalah perhentian sejenak melepas penat. Maka kala rasa bosan hadir, tak lain adalah tanda akan kurangnya gerak, lahir maupun batin. Gerak lahir tentulah kita
Recent Comments