Puasa itu ibadah yang unik. Allah Swt katakan bahwa ini adalah ibadah khusus bagiNya, dan karenanya Dia sendiri yang kan mengganjarnya. Hitungan pahala puasa itu tak bisa dihitung oleh manusia. Tak seperti shalat yang jika berjamaah ia bernilai 27 kali. Tak pula seperti membaca Qur’an yang dihitung per huruf.
Tag: ramadhan
Sebagian orang berpikir, bulan Ramadhan adalah bulan yang mengurangi keleluasaan. Maka ada sebuah gurauan yang mengatakan, “Apa makanan yang paling dikangenin selama bulan Ramadhan? Makan siang.” Di antara kenikmatan makan lain yang masih ada, saat sahur dan berbuka, kiranya makan di siang hari—apapun menunya—adalah hal yang dirasa hilang selama Ramadhan. Padahal sebenarnya yang membatalkan puasa—dan
Baik yang terbiasa berpuasa maupun tidak, toh di bulan Ramadhan, ada kecenderungan untuk merasa lemas dan mengantuk. Mungkin karena bangun lebih pagi tersebab sahur. Asupan yang memang tak sebanyak biasanya, sehingga tubuh menyesuaikan diri. Atau ibadah malam yang ditambah sehingga waktu istirahat berkurang. Maka memang ada kebiasaan di berbagai organisasi untuk mengurangi atau setidaknya mengatur
Bulan Ramadhan sepertinya didesain untuk memicu kemajuan. Kemajuan terjadi sebab dua hal. Pertama, apa yang telah dilakukan cukup baik untuk dijadikan pijakan. Jika tidak, kita perlu mengulang kembali hingga ia kokoh sebagai fondasi. Kedua, ada kebaruan yang dilakukan dalam ruang perbaikan. Kebaruan tak mungkin dilakukan tanpa ruang. Dan Ramadhan, sepertinya adalah ruang itu. Bagaimana ceritanya?
“Yang perlu dikurangi ada 2: rasa malas dan kegiatan yang sia-sia. Niscaya, waktu melimpah adanya.” Sebuah masalah, ujar Einstein suatu kali, tidak bisa diselesaikan dengan level berpikir yang sama dengan level masalah itu muncul. Demikian kurang lebih yang pernah kami dengar. Mudahnya, jika ingin mendapatkan hasil yang berbeda, lakukanlah hal yang berbeda. Sebab cara yang
“Jangan pakai baju warna putih, gampang kotor,” nasihat orang tua sewaktu kecil kala kami meminta izin untuk mengikuti kegiatan lapangan. Persis seperti persepsi sebagian orang yang juga enggan memiliki cat, kendaraan, atau benda-benda lain yang berwarna putih, sebab dirasa lebih mudah kotor dibanding warna lain. Benarkah demikian? Tentu tidak. Soal kotor, semua warna sejatinya sama
Beberapa waktu lalu, saya menyimak ceramah Ustadz Nouman Ali Khan, sebagai pengantar memasuki bulan Ramadhan. Dari situ, saya pun tergerak untuk membaca kembali rangkaian ayat-ayat tentang puasa yang terdapat di surat Al Baqarah. Ayat-ayat yang tentu sudah teramat sering kita dengar. Namun kali ini, saya baru memahami hal yang berbeda. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
Inilah yang Seharusnya Banyak Kita Lakukan Selama RamadhanRead More »
Inilah bulan, yang disediakanNya tuk diri yang beriman. Dalam iman, kau jalani beragam ibadah dengan keyakinan bahwa Dia melihat, Dia menilai, Dia membalas. Dalam iman, kau tekuni ibadah rahasia yang hanya antara dirimu dan Dia. Puasamu untukNya. Dia lah sendiri yang kan tentukan balasannya. Inilah bulan, yang dibelengguNya para setan penggoda, agar mudah bagimu mendapatkan
Bulan penempaan itu baru saja usai. Ada sendu, tersebab menyadari kemalasan di hari-hari yang lalu. Jauh memang, jika diri ini menghendaki disematkan sebutan takwa. Namun bukan berarti lantas tak layak pula tuk bersyukur sebab hari mulia pun menjelang. Ia lah Idul Fitri. Maka mari sejenak kita renungi, tuk sekedar mengukur pencapaian di tahun ini. Sebuah
Sungguh Dia sangat ingin kita masuk surga. Demikian inti khutbah Jum’at di Masjid Al Falah, 21 Juni 2013. Kala Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dibelenggulah setan-setan. Bukankah ini pertanda betapa Dia sangat ingin kita masuk surga? Dia ciptakan neraka sebagai hukuman bagi orang-orang yang lalai hingga ajal menjemput, namun berapa banyak jalan
Recent Comments